Tindaklanjuti Arahan Gubernur, Kadis Perkebunan Provinsi Lampung Lakukan Kunker Ke PT Nestle
OTENTIK (BANDAR LAMPUNG) - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Achmad Chrisna Putra, melakukan kunjungan kerja ke PT Nestle Cabang Lampung, Selasa (16/3/2021).
Kadis Perkebunan ini dalam rangka menindaklanjuti arahan Gubernur Lampung dalam Rakor Perkebunan se-Provinsi Lampung tanggal 2 Februari 2021 di Agropark Sabah Balau, Lampung Selatan.
Penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Provinsi Lampung berasal dari sektor pertanian, sebesar 29,90% yang di dalamnya terdapat sub sektor perkebunan.
Sektor
perkebunan tercatat sebagai komoditas ekspor yang cukup penting di Provinsi
Lampung dan juga menjadi andalan ekspor Indonesia, seiring meningkatnya permintaan
di pasar global. Beberapa komoditas perkebunan asal Lampung yang menunjukkan
kontribusi penting antara lain kopi, lada, cengkeh, serabut kelapa, santan
kelapa dan minyak sawit.
Khusus untuk
komoditas kopi dan lada, setidaknya terdapat 10 negara sebagai pelanggan
diantaranya adalah Malaysia, Rusia, India, Georgia, Italia, Maroko, Singapura,
Kanada, India dan Hongkong.
Untuk
komoditas kopi, Lampung merupakan pemasok kopi terbesar di Indonesia dengan
rata-rata produksi 100 ribu hingga 200 ribu ton pertahun dengan luas kebun
163.837 hektare. Bahkan berdasarkan IQFAST Karantina Pertanian Lampung pada
tanggal (10/12), Lampung telah melepas ekspor kopi sebesar 1.353 ton atau
senilai 30,7 miliar juga untuk komoditas lain yaitu lada biji sebesar 66,5 ton
dengan nilai 2,5 miliar, sehingga kedua komoditas tersebut sejumlah 1.420 ton
dengan nilai 33,2 miliar.
"Sejalan
dengan hal di atas, Pemerintah Provinsi Lampung memiliki fokus komoditas
perkebunan untuk komoditas kopi, lada, dan kakao. Diharapkan pengembangan 3
komoditas perkebunan tersebut dapat mengembalikan kejayaan Provinsi Lampung di
sub sektor perkebunan," ujar Chrisna.
Saat ini
Pemerintah Provinsi Lampung menggulirkan program Kartu Petani Berjaya (KPB)
untuk memberikan peluang bagi para petani/pekebun untuk menikmati akses
kemudahan dari usaha tanaman perkebunan yang mereka usahakan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani.
Percepatan
peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan tidak
hanya dilakukan oleh masing-masing pihak, baik pemerintah, perusahaan, atau
pekebun, tetapi harus dilakukan secara terintegrasi dengan melakukan
sinkronisasi dan pembinaan kegiatan secara bersama.
Melalui
koordinasi dan sinkronisasi pengembangan komoditas strategis perkebunan di
Provinsi Lampung, Chrisna mengharapkan pembinaan perkebunan secara bersama
dapat terjalin antara Dinas Perkebunan Provinsi Lampung dengan PT. Nestle
Cabang Lampung. (ida/kominfotik)
Comments