Listrik PLN Menyala, Luapan Bahagia Petambak Bratasena Lampung
OTENTIK (BANDAR LAMPUNG) – Minggu (21/3/2021),
raut bahagia tampak di wajah Cecep Abdul Mukti, seorang petambak udang mandiri
eks plasma PT Central Pertiwi Bahari Bratasena (CPB) di Desa Adiwarna Kecamatan
Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Lampung, setelah terpasangnya listrik PLN
di Tambak Udang yang dikelolanya hari ini. Dia mengelola tiga petak tambak
dengan ukuran 75 meter x 75 meter yang memiliki kapasitas tebar hingga 500 ribu
benur. Bahkan pada saat listrik PLN belum ada menurut mampu ditebar satu juta
benur. menurut Cecep “Dulu di jaman listrik CPB, pernah saya tebar 1 juta benur
dan hasil panennya dapat mencapai 12 Ton hingga 17 Ton udang,” ungkap Cecep
Abdul Mukti mengenang kebahagiaannya dimasa silam.
Ketiga tambak
yang dikelola Cecep tergolong tambak ukuran besar, dengan modal yang
dikeluarkan dapat mencapai 60 juta rupiah untuk satu petak tambaknya. Selain
cuaca, listrik sebagai penggerak mesin kincir menjadi faktor penentu utama
kesuksesan mengelola tambak. Beberapa tahun setelah tidak tersedianya listrik
dari perusahaan CPB dan sebelum listrik PLN tersedia di lokasi itu seperti
sekarang, para petambak memakai mesin genset dengan kemampuan yang terbatas dan
biaya operasional yang mahal. Bukan disitu saja, masalah besar akan dihadapi
para petambak, jika genset sedang mengalami kerusakan. “Iya benar kami pasti
sangat rugi sebab genset yang kami pakai terbatas, tidak mampu dinyalakan
selama 24 jam, bahkan sekarang genset kami sedang mengalami kerusakan sehingga
terpaksa kami harus panen sebelum waktunya di umur 48 hari,” ucap Cecep.
Hal senada
juga diungkapkan oleh Mariyadi seorang warga Bratasena Mandiri yang sudah
puluhan tahun mengelola tambak disana. Tingginya operasional genset dan biaya
BBM solar menambah beratnya beban para petambak disana. Dia sangat merasakan
bahagia dengan hadirnya PLN sebagai solusi ketersediaan listrik di daerahnya.
“Kemarin saat saya budidaya, kami menggunakan genset itu berat dengan biaya
operasional untuk membeli solar mahal, membeli suku cadang dan oli sangat susah
disini, kami berterimakasih kepada PLN sudah hadir disini,” ucap Mariyadi.
Selain di
Dipasena, Bratasena juga menjadi pusat pembudidayaan udang terbesar di Provinsi
Lampung. Bahkan Pemerintah terus mendorong untuk mewujudkan Indonesia sebagai
negara penghasil udang terbesar se Asia Tenggara pada tahun 2024. Energi
listrik merupakan energi utama yang dibutuhkan sebagai penggerak kincir dalam
berbudidaya udang, sebab perkembangan udang sangat ditentukan dengan adanya
kincir. Dengan ketersediaan listrik PLN seperti sekarang yang dirasakan para
petambak di Bratasena, mengembalikan harapan para petambak yang dulu sirna.
Keseriusan
Manajemen PLN UID Lampung mendukung Propinsi Lampung menjadi lumbung udang
terbesar di Asia Tenggara pada Tahun 2024 dibuktikan pada hari sabtu (20/03)
kemarin. General Manager PLN UID Lampung, I Gede Agung Sindu Putra yang
didampingi Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan Bagus H Abrianto dan
Manajer PLN UP3 Metro Joko Nur Astanto beserta rombongan meninjau langsung
Progres Pemasangan kWh meter untuk memastikan seluruh calon pelanggan PLN di
desa Adiwarna dan desa Mandiri Bratasena terlayani dan menyala. Orang nomor
satu di PLN UID Lampung ini melihat banyak sekali potensi pelanggan yang ada di
sana. “Ada sekitar lebih dari 1000 calon pelanggan disini tetapi saat ini
sebanyak 200 pelanggan yang sudah memenuhi aspek teknis dan administrasinya
untuk diproses dan dinyalakan hari ini,” Tegas I Gede Agung Sindu Putra selaku
General Manager PLN UID Lampung.
PLN UID Lampung berkomitmen untuk menyelesaikan progres penyalaan dengan cepat bagi calon-calon pelanggan yang sudah memenuhi aspek teknis dan administrasinya. Sementara ini ada dua desa yang harus dilayani penyalaannya segera yaitu desa Adiwarna dan desa Mandiri Bartasena kecaamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang Lampung. PLN UID Lampung terus berupaya menyelesaikan desa-desa yang belum berlistrik dan diharapkan tahun 2022 sudah selesai serratus persen. “Kedepannya, kami terus berupaya untuk menyelesaikan desa-desa yang belum berlistrik. Kita berharap 2022 Ratio Elektrifikas desa berlistrik sudah selesai seratus persen,” tambahnya.
Untuk
menjamin keberlangsungan pasokan listrik kepada masyarakat khususnya di eks
plasma CPB Bratasena, PLN UID Lampung menyediakan posko Pelayanan Teknik 24 Jam
dibawah pengawasan PLN UP3 Metro yang siap membantu pelanggan mengatasi
gangguan dan keluhan listrik. “Kami siapkan posko Pelayanan Teknik 24 Jam yang
siap membantu pelanggan mengatasi gangguan dan keluhan listrik,” ucap orang
nomor satu di PLN UID Lampung itu.
Sebelum
menutup, Sindu Putra panggilan akrabnya juga mengajak seluruh pelanggan
menginstal aplikasi PLN Mobile yang merupakan fasilitas terbaru dari PLN untuk
mempermudah layanan kepada seluruh pelanggan. “Sekarang sangat mudah dan cepat
untuk mendapatkan listrik, masyarakat cukup dengan menginstal aplikasi PLN
Mobile di handphone, bisa bermohon disana, bisa bayar listrik, bisa beli token
pulsa, bisa pengaduan gangguan kita harapkan fasilitas yang disediakan PLN
dapat bermanfaat untuk kita semua,” pungkas General Manager PLN UID Lampung, I
Gede Agung Sindu Putra. (ida/rls)


Comments