Gubernur Arinal Launching Program Smart Village di Pesawaran
OTENTIK (PESAWARAN) – Gubernur Arinal
Djunaidi melaunching Program Smart Village dan Pencanangan Bulan Bakti Gotong
Royong Masyarakat bersama Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kemendagri Suhajar
Diantoro dan Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Kemendes Suprapedi di Balai Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan
Kabupaten Pesawaran, Kamis (25/03).
Acara ini
juga dihadiri oleh Jajaran Forkopimda Provinsi Lampung, Bupati Pesawaran Dendi
Ramadhona, Bupati Pringsewu Sujadi, Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo, Ketua
Dewan Pembina Gerakan Desa, Kepala OJK, Dirut Bank Lampung, serta diikuti
secara virtual oleh 15 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung dan 125
Kabupaten/Kota dan Desa di 9 Provinsi di wilayah Sumatera.
Bupati
Pesawaran, Dendi Ramadhona dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada
Gubernur Lampung, Kemendagri dan Kemendes atas dukungannya dan pendampingan
sehingga Desa Hanura di Kabupaten Pesawaran menjadi prototype program smart
village di Provinsi Lampung yang mengedepankan digitalisasi.
Dendi
menyampaikan bahwa salah satu yang menjadi kendala di lapangan adalah
mengkolektifkan data dan mengintegrasikannya dengan aplikasi dan IT.
"Alhamdulillah
dari Kemendagri melalui capil memberikan akses kepada kami tentang bagaimana
mengintegrasikan catatan sipil dengan program smart village yang dicanangkan
oleh Bapak Gubernur," ungkap Dendi.
Kepala Badan
Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendes,
Suprapedi, mengatakan bahwa saat ini pembangunan desa sangat dipengaruhi oleh
literasi yang ada di desa. Di satu sisi, sinyal seluler sudah 92% menjangkau
seluruh Indonesia, dan internet 84%.
"Dan ini
sangat jeli dari Bapak Gubernur untuk menciptakan Program Desa Digital/Desa
Smart Village. Ke depan, digitalisasi ini adalah salah satu kunci mempercepat
pembangunan di desa-desa," ucap Suprapedi.
Suprapedi
juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Gubenur Arinal yang mempunyai
gagasan untuk membuat Smart Village yang telah diimplementasikan dengan luar
biasa untuk melakukan inovasi-inovasi dalam rangka mempercepat pembangunan yang
ada di desa.
Kemudian,
Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kemendagri, Suhajar Diantoro, dalam kesempatannya
menegaskan bahwa saat ini Provinsi/Kabupaten/Kecamatan/Desa yang mencapai
tingkat kemajuan yang pesat adalah yang mampu membangun pemerintahannya menjadi
sebuah organisasi pelayanan publik yang efektif dan efisien. Oleh karena itu,
pilihan kebijakan yang diambil yaitu dengan mengkoneksikan semua pelayanan
kepada teknologi informasi dan komunikasi.
Suhajar
menyampaikan bahwa Pemerintah adalah suatu lembaga yang mengelola sebuah urusan
yang sangat penting yang disebut sebagai Business of Trust. Oleh karena itu,
Gubernur, Bupati sampai Kepala Desa setiap harinya menjaga kepercayaan rakyat.
Maka upaya seperti program smart village adalah upaya untuk menjaga kepercayaan
rakyat.
Gubernur
Arinal Djunaidi dalam sambutannya mengatakan, Nawacita Presiden RI khususnya
nawacita ke-3 adalah membangun Indonesia dari pinggir atau desa dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur melanjutkan, jika memandang desa
dari sudut pandang wilayah bahwa 91% wilayah Indonesia secara administrasi
berada di desa-desa. Maka dari itu, menurut Gubernur Arinal, pembangunan
desa-desa mempunyai arti penting dan strategis dalam pembangunan nasional.
Program smart
village, lanjut Gubernur, sama artinya
dengan desa cerdas. Tetapi kecerdasan yang dimaksud lebih banyak berbasis
digital yang terfokus pada desa melalui gerakan kesadaran sosial dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi dan melibatkan stakeholder serta terintegrasi
dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi.
"Tujuan
program ini yaitu optimalisasi potensi desa terutama di Provinsi Lampung agar
menjadi salah satu kekuatan di bidang sosial ekonomi. Adapun fokus kegiatannya
terletak pada layanan administrasi pemerintahan desa, layanan administrasi
kependudukan maupun pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kapasitas
aparatur," jelas Gubernur.
Sampai saat
ini, dari 2.435 desa yang ada di Provinsi Lampung, 780 desa telah menggunakan
sistem smart village meliputi 130 desa sasaran yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Provinsi Lampung dan 650 desa atas inisiatif desa secara mandiri.
Gubernur
Arinal mengharapkan dukungan dari Pemerintah Pusat agar Provinsi Lampung
menjadi contoh nasional sebagai the best practice dalam implementasi program
smart village. Dukungan tersebut diharapkan dapat diwujudkan diantaranya berupa
Diklat peningkatan kapasitas aparatur, Pengembangan menu-menu aplikasi,
Penyediaan infrstruktur dan lainnya.
Acara
kemudian diakhiri dengan pemukulan kentongan oleh Gubernur Lampung bersama Staf
Ahli Bidang Pemerintahan Kemendagri, Kepala Badan Pengembangan dan Informasi
Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendes, Bupati Pesawaran, Bupati
Lampung Timur, Bupati Pringsewu sebagai simbol diluncurkannya Program Smart
Village, Pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat, dan Badan Usaha
Jejama Berkembang (Bujang). (ida/kominfotik)


Comments