Polda Lampung Beri Pendampingan Psikologis kepada Keluarga Korban Tenggelamnya KRI Nanggala-402
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) - Tim Trauma Healing Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Lampung dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Lampung memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian Komandan KRI Nanggala -402 yang dinyatakan tenggelam (subsunk) di peraian selat Bali sejak Rabu 21 April 2021 dini hari.
Pendampingan psikologis dilakukan dengan menyambangi kediaman Murhaleni (73) ibunda Letkol (P) Heri Oktavian di Perumahan Pelem Permai II Jalan Turunan Pemuka Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) mengatakan, pendampingan ini adalah pertolongan pertama psikologis kepada keluarga korban tenggelamnya (subsunk) KRI Nanggala - 402.
"Psikologi
First Aid atau PFA ini dilakukan dengan hadir mendampingi keluarga korban baik
secara fisik maupun psilologis," kata Pandra ditemui di lokasi, Senin
(26/4/2021).
Pendampingan
ini dilakukan terhadap keluarga Letkol (P) Heri Oktavian Komandan KRI
Nanggala-402.
Pandra
menambahkan, harapan dari pendampingan ini mampu memfasilitasi keluarga korban
dalam menghadapi kecemasan yang mungkin muncul saat masih menunggu kabar
kejelasan informasi keberadaan Letkol (P)
Heri Oktavian yang hilang dalam insiden tenggelamnya (subsunk) KRI Nanggala-402.
"Ada
pendekatan khusus kepada para keluarga korban yang sedang menunggu hasil
informasi resmi dari Kepala Staff Angkatan Laut (KASAL)," kata Pandra.
Sementara itu, Ketua Tim Trauma Healing Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Lampung, AKBP Yuni mengungkapkan pendampingan dilakukan dengan komunikasi secara langsung melalu proses konseling untuk memfasilitasi reaksi emosional.
"Seperti ungkapan rasa sedih, cemas, marah dan penuh harap dari keluarga korban," kata Yuni.
Yuni menambahkan, layanan dukungan psikososial ini, diharapkan bisa mengurangi psikologis korban korban agar bisa terus bersabar.
"Dan tetap berdoa yang terbaik atas musibah kecelakaan itu seraya mempersiapkan kondisi psikologis keluarga korban untuk menghadapi kondisi korban," kata Yuni. (ida / penmas)
Comments