Gubernur Arinal Memberikan Arahan dalam ‘Coffee Morning’ bersama Pengusaha Industri Tapioka
OTENTIK (BANDAR LAMPUNG) – Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi
hadir dan memberikan arahan dalam kegiatan Coffee
Morning bersama Pengusaha Industri Tapioka bertempat di Hotel Novotel
Bandar Lampung, Rabu (23/06/2021).
Dalam
kesempatan tersebut, Gubernur Arinal melakukan Evaluasi Kesepakatan dengan
Pengusaha Tapioka dalam meningkatkan pendapatan petani Ubi Kayu di Provinsi
Lampung.
Hadir dalam
kegiatan Coffee Morning Pelaku Usaha atau Pengusaha Pengolahan Ubi Kayu,
Perwakilan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang berkedudukan di
Lampung, Wahyu Bekti, Plt. Asisten
Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Bappeda, Kadis Perkebunan, Kadis
Perindustrian dan Perdagangan, Kadis Kominfotik, Karo Perekonomian, Kabid pada Dinas Ketahanan
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Pada
kesempatan tersebut Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kusnardi,
melaporkan bahwa sesuai hasil kesepakatan pertemuan Gubernur Lampung dan
Pengusaha Tapioka pada tanggal 23 Maret 2021 lalu, pada tanggal 17 – 18 Juni
2021 telah dilakukan monitoring kepada 4 Perusahaan Tapioka oleh Tim Monitoring
yang terdiri dari: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan
dan TPH, Biro Perekonomian, Kanwil II KPPU, dan Dekan Fakultas Pertanian Unila.
Dari hasil
monitoring tersebut diketahui bahwa Perusahaan sudah memenuhi kesepakatan dalam
mengukur kadar pati dengan menggunakan alat ukur kadar pati sesuai SNI baik
digital maupun manual.
Perusahaan
telah membeli ubi kayu diatas Rp. 900,-, harga bervariasi antara Rp. 1.040,-
s/d Rp. 1.453,-., Namun untuk penentuan rafaksi maksimal 15% tidak dapat
dilaksanakan oleh semua perusahaan, masih ada perusahaan yang memberikan
rafaksi lebih dari 15% hingga 27% dikarenakan masih banyak petani yang
menyertakan bonggol dan tanah dalam jumlah besar.
Sementara itu
Gubernur dalam arahannya menyampaikan bahwa saat ini singkong sudah menjadi
komoditi utama, untuk itu diperlukan langkah-langkah yang selain dapat
meningkatkan kesejahteraan petani, juga menguntungkan Pengusaha. Hal tersebut
tentunya dengan didukung oleh kebijakan pemerintah daerah bekerjasama dengan
semua stakeholder.
"Prinsip
saya adalah petani sejahtera, Pengusaha untung, kita permudah dengan kebijakan.
Jangan sampai kita tekan petani untuk meningkatkan produksi tapi masih ada
perusahaan yang import, itu tidak benar, kita kawal terus," tegas Gubernur
Arinal
Pada
kesempatan tersebut Gubernur juga menyampaikan bahwa mulai tahun 2022,
Pemerintah Provinsi Lampung akan mulai memperbaiki jalan provinsi disemua
Kabupaten, dengan target di tahun 2024 semua jalan sudah dalam kondisi baik.
"Mulai
tahun 2022 kita perbaiki jalan provinsi disemua Kabupaten, terutama yang bisa
meningkatkan ekonomi masyarakat dan meningkatkan industri komoditi. Semua
Kabupaten kita lakukan, supaya 2024 jalan semua sudah baik," tuturnya
Pada kesempatan tersebut Gubernur Arinal Djunaidi juga mengucapkan terima kasih kepada para Pelaku Usaha Pengolahan Ubi Kayu Lampung, yang telah menetapkan harga singkong di atas Rp.900.
"Kedepan akan terus saya undang pengusaha untuk bicara, tidak hanya singkong tapi semua komoditas. Kemarin ada investor china yang datang dan siap membantu, katanya bisa produksi sutra namun pengembangbiakan ulat sutranya bukan dari daun murbei, melainkan dari daun singkong. Ini peluang untuk melakukan Keragaman. , disatu sisi akan menguntungkan pengusaha disisi lain akan ada tenaga kerja yang terserap lebih banyak," tutup Gubernur
Senada dengan Gubernur Lampung, Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Lampung, Hanan A Rozak juga mengapresiasi Pelaku Usaha Pengolahan Ubi Kayu Lampung yang telah berani berkomitmen membeli Singkong Petani dengan harga minimal Rp.900/kg, bahkan sampai Rp.1200 /kg
Namun demikian menurut Hanan, masih ada Petani yang berharap harga potongan (rafraksi) bisa lebih kecil dari 15% bahkan sampai 5% saja. Untuk itu Hanan bersama KTNA telah memberikan pengarahan agar petani melakukan panen diatas 9 bulan, agar kadar pati yang sesuai standar tercapai.
"Saya sampaikan pada para petani agar panen 9 bulan ke atas agar kadar patinya sesuai yang diharapkan. jika kadar patinya masih di bawah 20% jangan panen dulu, jika kadar patinya sesuai standar tentu harganya akan lebih tinggi" menyimpulkan.
(ida/kominfotik)
Comments