Lewat Police Art Festival, Polri Ingin Wujudkan Lingkungan Ramah Disabilitas dan Buka Ruang Kritik
OTENTIK
(JAKARTA) – Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
menggelar Police Art Festival 2022 di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail
Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Sabtu (17/12/2022). Kegiatan digelar sebagai
wujud kepedulian Polri terhadap para seniman dan memperingati Hari Disabilitas
Internasional lantaran ada peserta dari kaum disabilitas.
Kepala Divisi
Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, peserta Police Art Festival
awalnya kurang lebih ada 100 orang dari 34 provinsi. Setelah 34 provinsi juga
menyelenggarakan Police Art Festival di tiap-tiap daerah kemudian hasilnya
dikirim ke Tim Tempo dan Mabes Polri untuk dikurasi dari 34 provinsi dan
dipilih 10 provinsi yang mewakili untuk hadir di Police Art Festival di
Jakarta.
Selain
perwakilan daerah, Police Art Festival ini melibatkan anak-anak Sekolah Luar
Biasa atau SLB dari mulai tingkat SD, SMP sampai dengan tingkat SMA dan juga
para pelukis jalanan.
"Kami
berikan anak-anak di sini untuk dapat mengekspresikan dari sisi perspektif
budaya tentang Kepolisian. Ada yang berupa saran kritik dan juga bagaimana sisi
humanis Polri yang ramah terhadap disabilitas di sini juga digambarkan oleh
para peserta," kata Dedi.
Ia pun
berharap penyelenggaran Police Art Festival berikutnya lebih meriah dengan
melibatkan banyak pihak dan komunitas. Dengan semakin banyak unsur yang
terlibat, ia ingin makin banyak perspektif atau pandangan tentang Polri agar
lebih baik.
"Kami
membuka ruang kepada masyarakat atau publik untuk bisa mengkritisi Polri karena
Polri adalah milik masyarakat dan Polri ke depannya menjadi lebih baik,"
ujarnya.
Dari
pengamatannya dalam Police Art Festival 2022, ia menyebut antusiasnya sangat
luar biasa. Para peserta diberikan kebebasan dalam berekspresi melalui karya
seni.
Dedi pun
melanjutkan dirinya terkesan lantaran banyak peserta yang menggambarkan sosok
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang terbuka dan tak menutup diri dari
berbagai kritik dalam karya seni yang dibuatnya.
"Beliau
(Kapolri) tidak segan-segan untuk membuka ruang dialog dan beliau sangat
terbuka bahwa Polri diperintahkan oleh beliau tidak boleh menutup diri. Orang
harus terbuka, harus siap menerima saran masukan dan kritikan dari semua
masyarakat dan itu juga diperintahkan langsung karena ini merupakan masukan
dari masyarakat juga harus bisa diterapkan di kepolisian. Hampir sebagian besar
semua menggambarkan sosok Kapolri Jenderal Listyo Sigit," ucapnya.
Terkait peran
Polri dalam mewujudkan lingkungan ramah untuk disabilitas, ia mengatakan, saat
Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjabat sebagai Kapolri sudah memerintahkan
seluruh sentra pelayanan kepolisian, mulai dari tingkat Polsek, Polres, Polda
hingga Mabes Polri harus ramah untuk disabilitas.
"Sebagai
contoh yang paling mudah yang di implementasikan oleh seluruh Polri jajaran
Polda Mabes Polri harus ada kursi roda. Hal tersebut merupakan wujud Kepedulian
Kapolri bahwa seluruh staf lain kepolisian harus ramah terhadap
disabilitas," katanya.
Sementara
itu, Direktur Utama Tempo Inti Media Tbk, Arif Zulkifli mengatakan, Police Ary
Festival merupakan sebuah sinergi yang baik antara Polri, Tempo Media Group dan
masyarakat.
Adapun inti
kegiatan Police Art Festival adalah mengapresiasi karya seni para seniman dan
kaum disabilitas bersama-sama.
"Jadi
jika dapat dilihat gambar-gambar yang mengharukan sekali di mana mereka
mengapresiasi Kepolisian dalam melindungi kelompok kelompok rentan dalam hal
ini adalah difabel," ucapnya. (hendri/rls)
Comments