Inflasi Gabungan Dua Kota Di Provinsi Lampung Maret 2023 Terjaga Memasuki Momen Bulan Puasa
OTENTIK ( LAMPUNG ) -- Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Lampung pada bulan Maret 2023 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Februari 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm), dan lebih rendah dari rata-rata inflasi bulan Maret pada 3 (tiga) tahun terakhir yang tercatat inflasi 0,25% (mtm).
Tingkat inflasi IHK tersebut lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,18% (mtm) dan inflasi gabungan 24 kota di wilayah Sumatera sebesar -0,12%.(mtm). Secara tahunan, inflasi gabungan kota di Provinsi Lampung Maret 2023 tercatat sebesar 5,59% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi Nasional dan gabungan 24 kota di wilayah Sumatera yang masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 4,97% (yoy) dan 5,16% (yoy).
Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan Maret 2023
didorong oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti: bensin, bawang
putih, daging ayam ras, air kemasan, dan telur ayam ras dengan andil
masing-masing sebesar 0,038%; 0,029%; 0,029%; 0,029%; dan 0,026%. Kenaikan
harga bensin pada bulan laporan didorong oleh adanya kenaikan harga BBM[1]Pertamax per 1 Maret
2023. Kenaikan harga bawang putih didorong oleh meningkatnya permintaan di
tengah volume impor pada Februari 2023 yang terkontraksi 8,31% (mtm) . Kenaikan
harga daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan kenaikan permintaan
pada momen HBKN. Kenaikan harga air kemasan disebabkan adanya kenaikan
permintaan seiring dengan meningkatnya kegiatan kebersamaan di tengah penurunan
stok buffer akibat adanya cuti bersama pada perayaan Hari Raya Nyepi dan
persiapan bulan puasa.
Inflasi yang lebih tinggi pada bulan Maret 2023 tertahan
oleh deflasi pada sebagian komoditas, di antaranya cabai merah, bawang merah,
angkutan udara, baju kaos berkerah anak, dan udang basah dengan andil
masing-masing sebesar -0,105%; -0,059%; -0,018%; -0,012%; dan -0,010%.
Penurunan harga cabai merah disebabkan oleh mulai masuknya periode panen di
sejumlah sentra di Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Penurunan harga bawang
merah disebabkan oleh terjaganya pasokan seiring dengan mulai masuknya musim
panen di daerah sentra di Brebes dan di Lampung (antara lain di Kota Metro).
Penurunan tarif angkutan udara disebabkanmenurunnya harga avtur seiring dengan
menurunnya harga minyak dunia pada Maret 2023.
Penurunan harga baju kaos berkerah anak disebabkan adanya
diskon yang diberikan oleh pelaku usaha.
Sementara itu, penurunan harga udang basah terutama didorong
oleh meningkatnya pasokan karena pengaruh cuaca. Sementara itu, NTP Provinsi
Lampung pada Maret 2023 tercatat sebesar 104,29,tumbuh 0,64% (mtm) jika
dibandingkan dengan 103,63 pada bulan sebelumnya. Kenaikan NTP ini didorong
oleh subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan yang masing-masing meningkat
sebesar 1,67% (mtm) dan 0,58% (mtm) sejalan dengan kenaikan harga acuan CPO
dunia akibat sentimen dunia terhadap implementasi B35 di Indonesia, serta
kenaikan NTP Peternakan seiring dengan kenaikan permintaan pada momen HBKN.
Meski NTP Provinsi Lampung secara umum tercatat di atas 100, NTP subsektor
Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Budidaya masih berada di bawah 100
yang tercatat masing-masing sebesar 97,98, 98,54 dan 98,02.Ke depan, KPw BI
Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan dua kota di Provinsi
Lampung akan mulai memasuki rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy) pada Semester II
tahun 2023. Oleh karena itu, terdapat beberapa risiko yang perlu dimitigasi,
antara lain:
dari (i) ekspektasi inflasi yang overshoot; (ii) risiko
tingginya ketidakpastian supply energi Rusia dan perkembangan diversifikasi
energi UE; (iii) risiko permintaan yang terakselerasi seiring dengan peningkatan
UMP tahun 2023; (iv) kembali meningkatnya harga energi menjelang musim dingin akibat
peningkatan permintaan global; (v) risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura
pada pada periode tanam, a.l. Juni Juli 2023; dan November Desember 2023; (vi)
Risiko kenaikan harga minyak yang didorong oleh kecenderungan meningkatnya
harga crude palm oil (CPO) dunia seiring dengan implementasi B35 di Indonesia
dan pengetatan impor EU yang berkaitan dengan isu lingkungan; (vii) Dampak
tunda 2nd round impact kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi
Diseminasi kebijakan kenaikan tarif cukai rokok 2023 yang berpotensi
mendorong percepatan kenaika harga rokok.Dalam rangka mengantisipasi
peningkatan tekanan risiko tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
bersama Satgas Pangan perlu melakukan penguatan dan peningkatan sinergi serta
komitmen bersama untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan,
kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif seiring dengan pelaksanaan
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai berikut: Pertama,
memastikan keterjangkauan harga dari komoditas strategis. Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) dan Satgas Pangan bekerja sama dan berkomitmen untuk terus
memastikan keterjangkauan harga, melalui pengadaan bantuan sosial dan subsidi,
kerja sama dengan produsen untuk pelaksanaan pasar murah, dan penguatan
penyaluran Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium.
Kedua, memastikan ketersediaan pasokan kepada produsen,
pedagang besar/utama, dan pedagang tradisional agar tidak terdapat kendala
dalam distribusi pasokan, khususnya untuk komoditas beras. Di sisi lain, TPID
Provinsi/Kabupaten/Kota perlu untuk terus mengoptimalkan dan meningkatkan
koordinasi, salah satunya melalui penguatan dan implementasi Kerjasama Antar Daerah
(KAD) terutama untuk memenuhi pasokan dan menghadapi adanya risiko kenaikan
harga komoditas pangan strategis. Selain itu, implementasi Program Kartu Petani
Berjaya (KPB) yang merupakan terobosan untuk mendukung upaya korporatisasi dan
peningkatan produktivitas pertanian dan ketersediaan pasokan dapat terus
ditingkatkan. Kemudian, diperlukan peningkatan produktivitas via pembangunan
lumbung pangan Food Estate melalui peningkatan produksi pangan hortikultura dan
perluasan adopsi tekonologi (IoT) dalam budidaya pertanian. Ketiga, memastikan kelancaran
distribusi melalui TPID dan Satgas Pangan dengan mendorong kemitraan industri dengan
petani serta inovasi sistem logistik daerah sesuai amanat dari Keputusan
Presiden Nomor 23 Tahun 2017 tentang Tim Pengendali Inflasi Nasional. Selain
stabilitas harga tetap terjaga, kelancaran distribusi juga dapat memudahkan
distributor, produsen, dan petani dalam memasarkan produknya serta mendapatkan
harga yang wajar. Digitalisasi perlu dioptimalkan seperti pemanfaatan platform e-commerce
atau marketplace lokal untuk mendorong pemasaran serta meningkatkan penggunaan transaksi
nontunai dan gelar pangan murah. Keempat, meningkatkan komunikasi efektif
melalui penguatan koordinasi antara TPID dengan TPIP dan memperluas pemanfaatan
PIHPS dan sistem harga lainnya sebagai landasan kebijakan TPID. Selain itu,
TPID juga dapat melakukan peningkatan validitas dan kesinambungan data pangan
serta melakukan pemantauan indikator terkini ekonomi daerah (Early Warning
System) yang akurat dan terkini untuk memantau perkembanganperekonomian daerah1
.
Menyikapi perkembangan dan risiko inflasi ke depan menjelang
perayaan HBKN, TPID Provinsi Lampung telah melakukan koordinasi melalui High Level
Meeting (HLM) sebanyak 2 kali dan menyimpulkan stok pangan serta bahan bakar
dan energi terpantau aman. Berikut beberapa upaya TPID Provinsi Lampung untuk
menjaga stabilitas harga dan pasokan dalam rangka menjelang momen HBKN:
1. Pelaksanaan operasi pasar/pasar murah di 60 titik sampai
dengan 19 April 2023, khususnya terhadap komoditas yang membutuhkan penanganan
segera, dengan target 750.000 kg beras, 16.618 kg gula pasir, dan 16.625 liter
minyak goreng.
Kebijakan
pengendalian mobilitas masyarakat: indikator kasus harian, kasus aktif, kasus
kematian, tingkat kesembuhan, dan kecepatan vaksinasi. Sementara itu, untuk
kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat indikatornya meliputi: pertumbuhan
ekonomi, daya beli (inflasi dan IK), PMI manufaktur, penjualan kendaraan
bermotor, dan Indeks Penjualan ritel).
2. Pelaksanaan Kerjasama Antar Dearah (KAD) Intra Provinsi,
dengan fokus komoditas aneka cabai, dan KAD Antar Provinsi, dengan fokus
komoditas beras, telur, daging sapi, dan aneka produk UMKM.
3. Pelaksanaan pemeriksaan kesiapan angkutan, pelabuhan,
bandara, jalan tol, sarana prasarana pendukung, dan personil, penambahan extra
flight dan Angkutan Hari Raya Idul Fitri (AHRI), persiapan layanan e-ticketing
serta pos pengamanan dan pelayanan, perencanaan rekayasa lalu lintas dan
persiapan lainnya untuk memastikan kelancaran distribusi.
4. Pemberian layanan tambahan BBM selama Ramadhan dan Idul
Fitri oleh Pertamina, diantaranya SPBU siaga 24 jam di wilayah jalur potensial
(tol, jalur wisata, dan logistik) dan agen LPG yang disiagakan 24 jam.
5. Pelaksanaan komunikasi bijak belanja, berkolaborasi dengan tokoh masyarakat di Provinsi Lampung.(Hendri/Rls)
Comments