Risiko El Nino Perlu Dimitigasi Untuk Mengendalikan Inflasi Pangan”
OTENTIK ( LAMPUNG ) -- Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Lampung bulan Agustus 2023 tercatat mengalami inflasi 0,30% (mtm), meningkat dibandingkan periode Juli 2023 yang mengalami inflasi 0,05% (mtm), dan lebih tinggi dari rata rata inflasi bulan Agustus pada 3 (tiga) tahun terakhir yang tercatat mengalami deflasi 0,18% (mtm).
Tingkat inflasi IHK tersebut lebih tinggi dari inflasi nasional dan inflasi gabungan 24 kota di wilayah Sumatera yang masing-masing mengalami deflasi 0,01%(mtm) dan 0,00%(mtm). Secara tahunan, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Lampung bulan Agustus 2023 tercatat sebesar 3,27% (yoy), sama dengan inflasi Nasional yang tercatat 3,27% (yoy) namun sedikit lebih tinggi dibandingkan gabungan 24 kota di wilayah Sumatera yang mengalami inflasi 2,98% (yoy).
Di lihat dari sumbernya, inflasi pada Agustus 2023 didorong oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti beras, sekolah menengah atas, cabai merah, sekolah dasar, dan daging ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,255%; 0,054%; 0,044%; 0,041%; dan 0,014%.
Kepala BI Lampung Budiyono dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kenaikan harga beras terutama disumbang oleh harga beras medium yang meningkat 5,48% (mtm) di penggilingan.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh dampak rambatan dari luasnya lahan terdampak kekeringan akibat El Nino di Lampung, Jawa Barat dan Jawa Tengah meski pasokkan beras domestik Lampung relatif terjaga.
Lebih lanjut, peningkatan harga cabai merah dipengaruhi oleh masuknya periode tanam pada sebagian sentra produksi, terutama Lampung Selatan yang tengah mengalami defisit 242 ton, dan terdapat hambatan produksi dari sisi pengairan.
Adapun kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan seiring dengan penyelenggaraan kegiatan oleh Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang cukup masif di Bandar Lampung pada 24 – 26 Agustus 2023.
“Sementara itu, kenaikan tarif biaya pendidikan pada Agustus 2023 sejalan dengan penerapan tarif baru pada tahun ajaran baru Semester II 2023,” kata dia, Sabtu (2/9).
Inflasi yang masih terkendali pada bulan Agustus 2023 didukung oleh deflasi pada sebagian komoditas, antara lain bawang merah, telur ayam ras, cumi-cumi, sabun detergen cair, dan diapers dengan andil masing-masing sebesar -0,049%; -0,026%; -0,019%; -0,014%; dan -0,013%. Penurunan harga bawang merah disebabkan oleh berlanjutnya periode panen bawang merah di Brebes yang dihasilkan dari penanaman bulan April – Mei 2023.
Penurunan harga telur ayam ras lebih dipengaruhi oleh harga pakan yang mulai turun sejalan dengan prognosa peningkatan produksi jagung pada triwulan III 2023 dan populasi ayam petelur yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Lebih lanjut, penurunan harga sabun detergen cair dan popok bayi dipengaruhi oleh permintaan yang relatif rendah dan terdapat penurunan harga CPO dunia, sebagai bahan baku sabun detergen, pada Agustus 2023 dibandingkan Juli 2023.
Sementara itu, NTP Provinsi Lampung pada Agustus 2023 tercatat sebesar 110,96, meningkat 0,94% (mtm) jika dibandingkan dengan 109,93 pada bulan sebelumnya.
Kenaikan NTP ini didorong oleh kenaikan NTP untuk Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura sejalan dengan kenaikan harga GKP dan GKG serta kenaikan harga aneka cabai. Meski NTP Provinsi Lampung secara umum tercatat di atas 100, NTP subsektor Perikanan Budidaya masih berada di bawah 100, yaitu 99,27.
Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy) sampai dengan akhir tahun 2023.
Namun demikian, diperlukan upaya mitigasi risiko risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa (i) Shock aggregate demand di tengah kondisi excess liquidity dan kenaikan UMP tahun 2023; dan (ii) risiko rendahnya capaian pemulihan daya beli masyarakat yang berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi inti di kemudian hari akibat respon penurunan volume produksi pelaku usaha sebagai bentuk efisiensi.
Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), adalah (i) risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura pada periode tanam, terutama pada November – Desember 2023; (ii) risiko El Nino yang tengah terjadi pada Agustus s.d. bulan Oktober 2023; (iii) penyalahgunaan subsidi MinyakKita: dan (v) pendistribusian beras di Lampung yang tidak merata akibat tingginya permintaan dari Pulau Jawa, yang perlu dimitigasi dengan penguatan penetapan HET beras. Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu (i) fenomena kelangkaan LPG 3 kg; dan (ii) tingginya ketidakpastian supply energi Rusia dan diversifikasi energi Uni Eropa.
Meninjau perkembangan inflasi pada bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, berikut adalah beberapa upaya TPID Provinsi Lampung dalam menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K, yaitu: Keterjangkauan Harga Melakukan operasi pasar/SPHP secara kontinyu untuk menjada ekspektasi masyarakat.
Pelaksanaan sidak dan monitoring pasokan Gas LPG 3kg di setiap pangkalan yang tersebar di Kabupaten/Kota, diantaranya Lampung Utara.
Melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas komoditas strategis sebagai berikut: Komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya, beras, telur ayam, bawang putih, bawang merah, minyak goreng, dan cabai rawit.
Komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga, daging ayam, cabai merah, dan gula pasir.
Ketersediaan Pasokan
Memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Provinsi Lampung, utamanya komoditas-komoditas yang sering bergejolak, termasuk pelaksanaan pelatihan budidaya bawang merah bagi kelompok tani dan penjajakan KAD G2G dan B2B bawang merah antara Pemerintah Kota Metro dengan Pemerintah Kabupaten Brebes yang dilaksanakan di Kabupaten Brebes pada tanggal 3- 5 Mei 2023. Sebagai informasi, Kelompok Tani binaan DKP3 Kota Metro telah melakukan penanaman benih bawang merah bima pada lahan seluas 1 Ha sejak 22 Mei 2023 dan telah dilakukan pemanenan pada lahan seluas 0,25 Ha per Juli 2023.
Terus melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
Kelancaran Distribusi
Memastikan kelancaran transportasi serta angkutan udara, darat, dan laut melalui koordinasi dan sinergi untuk memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda transportasi untuk menjaga lalu lintas angkutan barang dan manusia.
Penyampaian substansi koordinasi kepada Pemerintah Daerah untuk memprioritaskan perbaikan jalan Kabupaten/Kota dan Pedesaan yang dilalui oleh angkutan barang bahan pangan.
Komunikasi efektif
Melakukan rapat koordinasi secara formal yang dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal melalui media sosial, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait dinamika harga dan pasokan terkini.(Hdr/Humas)
Comments