Pembangunan

Akhir 2017, Gubernur Targetkan Jaringan Irigasi Mampu Aliri Air Untuk Pertanian

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menargetkan rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier tersebar di Kabupaten Pringsewu, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat mampu mengaliri air untuk pertanian.

OTENTIK (BANDARLAMPUNG)–Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menargetkan rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier pada akhir 2017 kondisinya mantap 90 persen, sehingga mampu mengaliri air untuk pertanian.
"Hasil rehabilitasi besar-besaran itu membuat kondisi jaringan irigasi baik yang menjadi kewenangan pusat dan Lampung naik dari mantap 40 persen menjadi mantap 80 persen dan kita targetkan pada akhir 2017 menjadi mantap 90 persen," ungkap Gubernur di Bandarlampung, Jumat (22/9/2017).
Sehingga, lanjutnya, lebih banyak lahan sawah dan pertanian yang bisa ditanami. Kondisi mantap 90 persen adalah yang terbaik.
Ridho menyebutkan, kondisi irigasi itu membuat Provinsi Lampung surplus air pertanian. Indeks pertanaman naik dari 1,5 menjadi 1,8. Kenaikan itu membuat Lampung mampu memenuhi target produksi padi 2017 dari Kementerian Pertanian yakni 4,4 juta ton gabah kering giling (GKG).
Menurutnya, daerah irigasi yang masuk pola tanam Provinsi Lampung terdiri atas sembilan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dan 19 yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung.
Gubernur menjelaskan, luas lahan yang mampu dialiri air mencapai 131.670 hektare. Namun dengan sistem penggolongan luas areal tanam bisa mencapai 241.562,75 hektare dengan indeks pertanaman 1,8.
Pencapaian kondisi mantap itu, kata Gubernur Ridho, berkat lobi intens ke pemerintah pusat, sehingga Lampung mendapat gelontoran dana fantastis pada 2016 yakni Rp163,8 miliar.
Dana itu dipakai untuk memperbaiki 16 dari 19 daerah jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi Lampung. Daerah jaringan itu tersebar di Kabupaten Pringsewu, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat.
"Ini rehabilitasi besar-besaran yang pernah dilakukan Pemprov Lampung," ujar Ridho.
Pemprov Lampung bertanggungjawab mendistribusikan air ke lahan pertanian seluas 21.045 hektare.
Dari hasil perbaikan di 2016, Pemprov Lampung tinggal melanjutkan sisa perbaikan di daerah irigasi Semangko Tanggamus, Kalipasir Lampung Timur, dan Way Kandis Lampung Selatan, dan di Way Napal Pesawaran.
"Insyaallah, paling lambat akhir tahun semuanya selesai dan bisa mendukung target peningkatan produksi gabah 4,6 juta ton pada 2018," terang Ridho.
Targetnya seluruh jaringan irigasi dapat diperbaiki tahun ini. Bahkan, Pemprov Lampung mengusulkan penambahan empat daerah irigasi baru di Lampung Timur dan Lampung Barat. Kemudian dua rawa di Lampung Timur dan Lampung Barat, sehingga ada sepuluh ribu hektare lagi lahan yang indeks pertanamannya bisa ditingkatkan.
Gubernur Ridho yang juga alumnus Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran itu memahami ketersediaan air bagi kesuksesan program pertanian. Itu sebabnya, melalui Komisi Irigasi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur diminta mempersiapkan draf pola tanam 2017-2018 yang akan diterapkan pada musim tanam rendeng September-April dan April-Oktober. Nantinya, pola tanam itu akan dituangkan dalam Peraturan Gubernur. (jn/ida)


Comments